TIMIKA, papuamctv.com – Semangat untuk mengangkat kearifan lokal ke panggung yang lebih luas terpancar kuat di Hotel Grand Tembaga, Timika, Papua Tengah. Pada Sabtu, 13 Desember 2025, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Mimika menggelar perhelatan strategis: Workshop Pengurus Dekranasda dan Pelatihan Pengrajin.
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah konkret untuk menajamkan peran Dekranasda dalam membina talenta lokal. Tujuannya jelas: mendongkrak kualitas, kreativitas, dan daya saing produk khas Mimika agar mampu berbicara banyak di pasar yang semakin kompetitif, sekaligus menanamkan jiwa kewirausahaan agar para pengrajin mampu mandiri secara ekonomi.
Suasana pelatihan terasa hidup dengan antusiasme para peserta yang terbagi ke dalam empat kelas intensif: Ecoprint, Ukiran, Anyaman, dan Kuliner. Keempat kelas ini memiliki benang merah yang sama, yaitu penggunaan bahan dasar lokal sebagai identitas utama.
![]() |
| Pengrajin Kelas Ukiran saat mengikuti pelatihan Dekranasda bagi Pengrajin, Sabtu, 13 Desember 2025. Foto : Ian |
Di kelas ukiran, tangan-tangan terampil terlihat sibuk memahat cerita di atas media kayu. Franky Waromi, salah satu peserta kelas ukiran, mengungkapkan rasa bangganya bisa terlibat. Baginya, ukiran bukan sekadar kerajinan, melainkan "napas" budaya Papua.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan. Ukiran adalah simbol dan ciri khas karya masyarakat Papua, khususnya Mimika. Saya berharap pelatihan ini dilakukan secara berjenjang, agar kami semakin terampil menghasilkan karya bernilai jual tinggi," ujar Franky penuh harap.
Sementara itu, nuansa berbeda terlihat di kelas Ecoprint. Di sini, para pengrajin diajarkan teknik memberi motif pada kain menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuhan sekitar.
Leno Manti, perwakilan peserta kelas Ecoprint, tampak serius mengikuti instruksi pelatih, dimulai dari tahap perebusan bahan alami.
"Kami diajarkan proses dari awal, mulai dari perebusan bahan untuk praktik. Harapannya, ilmu Ecoprint ini bisa kami kembangkan dan terapkan secara nyata di Mimika," tutur Leno.
Melalui workshop dan pelatihan ini, Dekranasda Mimika menegaskan komitmennya untuk tidak hanya menjadi wadah, tetapi juga menjadi motor penggerak kemajuan pengrajin. Dengan memadukan teknik tradisional seperti ukiran dan anyaman, serta teknik modern ramah lingkungan seperti Ecoprint, Dekranasda berupaya menjaga warisan budaya sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat Mimika. (HK)

